Hubungan Sosial Bakul Pentol di Desa Pancur

Pola Interaksi Masyarakat Desa Pancur.

Nama : Syafa'atul Udzma

Nomor : 32

Kelas : XI IPS 3

        Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Perkenalkan nama saya Syafa'atul Udzma dari kelas XI IPS 3, SMA N 1 PAMOTAN.

       Tugas kali ini adalah membuat pola interaksi antara penjual pentol dengan peran dan posisi di Desa Pancur. Saya kali ini mengamati posisi Penjual Pentol dengan peran serta posisi di Desa Pancur. Pola interaksi dalam masyarakat dibagi menjadi 2, yaitu : pola interaksi utama dan pola interaksi penyangga. Pola interaksi utama adalah pola sosial atau posisi fokus penjual dengan posisi yang langsung berhubungan dengan penjual pentol. Sedangkan pola interaksi penyangga adalah pola sosial atau posisi fokus penjual dengan posisi yang tidak langsung berhubungan dengan penjual pentol. 

Pola Interaksi Utama

Di Desa Pancur kali ini adalah kita memfokuskan pada penjual pentol.

1. Untuk penjual pentol hubungan interaksi utamanya adalah dengan penjual pasar. Hubungannya adalah penjual pentol untuk membuat pentol harus membeli bahan membuat pentolnya dari pasar, sedangkan penjual pasar dari peternak maupun penjual-penjual lainnya.

2. Kemudian hubungan utama selanjutnya adalah penjual pentol dengan bakul blonjo. Hubungannya adalah apabila penjual pentol untuk membuat pentol harus membeli tepung, daun bawang, bumbu-bumbu, daun seledri, garam, masako/penyedap rasa, dan bahan lainnya. Semua bahan bahan tersebut dibeli dari bakul blonjo yang dari warung tersebut membeli dari penjual yang lain.

3. Pola utama selanjutnya adalah antara bakul pentol dengan penjual air yaitu saat penjual membuat kuah harus membeli air dari penjual air. Penjual air mendapatkan stok air dari pabrik atau sumber yang menghasilkan air dari mata air.

4. Selanjutnya adalah hubungan utama antara penjual pentol dengan peternak dan penjual pitik, yaitu penjual pentol membeli dagingnya dari peternak untuk membuat pentol. 

5. Selanjutnya adalah antara penjual pentol dengan penjual tahu, yaitu saat menjual pentol ada campuran tahu. Penjual pentol bisa membeli tahu dari penjual tahu dan penjual tahu memproduksi sendiri tahunya. 

6. Pola utama berikutnya adalah antara penjual pentol dengan tukang seleb, yaitu penjual pentol menyeleb daging di tukang seleb. 

7. Pola utama berikutnya adalah antara penjual pentol dengan tukang kebun, yaitu penjual pentol membeli sayuran untuk tambahan pentol dari tukang kebun.

8. Hubungan yang selanjutnya adalah dengan warung perlengkapan yaitu untuk membeli plastik pembungkus pentol membeli dari warung perlengkapan. Juga untuk membeli sedotan guna menyedot kuah pada umumnya. 

Pola Interaksi Penyangga

        Pola interaksi penyangga adalah pola interaksi yang tidak berhubungan langsung dengan penjual pentol. Contohnya yaitu ada seorang karang taruna ingin membeli pentol pada penjual pentol. Selanjutnya yaitu ada acara keagamaan yang mengundang remaja IPNU/IPPNU dan Muslimat Fatayat, untuk konsumsinya pengurus acara membeli pentol pada penjual pentol.

     

       Pola hubungan penyangga contoh yang lainnya adalah ada seorang pelajar atau mahasiswa pergi ke sebuah toko bangunan lalu tak sengaja bertemu penjual pentol maka mahasiswa tersebut membeli pentol. Begitu pula dengan yang lainnya, seperti pada contoh pada warung bakso apabila penjualnya malas membuat bakso bila kulakan dari penjual pentol. Pola interaksi penyangga antara penjual pentol dengan posisi masyarakat di Desa Pancur sangatlah banyak. 

      

       Hubungan antara maling dengan penjual pentol yaitu ada maling yang mencoba membeli pentol tapi nggak punya uang lalu mau kabur malah bertemu pak kyai, para santri, dan mbak mbak fatayat lalu di nasihati supaya tidak mengulangi lagi. Kemudian, maling dibelikan pentol oleh pak kyai kemudian dibawa pulang kasi anaknya yang kebetulan anaknya sedang berada di warung makan sedang membeli makanan untuk ibunya yang ibunya sakit sedang berobat di dokter bidan terdekat.

        

        Penjual pentol saat berkeliling jualan tiba tiba kehabisan bensin lalu membeli bensin diwarung samping masjid, namun kesusahan untuk menurunkan gerobaknya lalu meminta bantuan pada penjual leker yang rumahnya depan masjid dan dibantu juga oleh tukang rosok yang pada waktu itu sedang mampir juga di warung tersebut. Saya juga pernah mengamati bulek saya yang seorang penjahit sedang membeli pentol untuk dirinya dan anaknya, anaknya pada saat itu sedang belajar bersama dengan temannya yang bapaknya temennya seorang bos batik, ibu saya juga pernah bekerja membatik pada bos batik itu. 

      

        Bapak saya seorang kuli bangunan yang pada malam hari saat sedang njagong di warung kopi yang juga bisa sebagai counter untuk membeli pulsa disitu, bapak saya bersama teman-teman yang lain ada yang berprofesi sebagai tukang ojek, kernet, sopir, tukang utang, petani dan tukang kayu atau batu bapak saya membeli pentol 5ribu dari penjual pentol.       

       

        Suatu hari di Desa Pancur ada pertunjukan wayang yang dipimpin oleh dalang dari pancur, dan menyewa sond dari tukang sewa sond dan ada mbah mbah yang disebut mbah dukun. Nah, disitu penjual pentol berjualan di area itu untuk mencari rezeki. Pertunjukan wayang dihadiri oleh bapak kepala desa, warga masyarakat, perangkat desa, bpd, koperasi, dan masing-masing para ketua rt dan rw di Ropoh. Belum lama ini tetangga saya membuka tempat potong rambut, nah orang yang membuka toko tersebut juga membeli pentol pada penjual pentol yang merupakan tetangganya sendiri. 

     

        Posisi yang lain berhubungan dengan penjual pentol juga hampir sama dengan posisi yang lain karena penjual pentol sangat mudah ditemui dan makanan pentol banyak diminati masyarakat. Interaksi penjual pentol dengan masyarakat lainnya juga mudah karena penjual pentol hampir selalu melakukan interaksi dengan masyarakat pada suatu wilayah. 

        Demikian penjabaran tentang tugas Pola Interaksi Penjual Pentol Dengan Peran Serta Posisi Di Desa Pancur. 

penulis : Syafa'atul Udzma XI IPS 3